Langsung ke konten utama

Praktikum Pemeriksaan Berat Volume Agregat

3.2 Pemeriksaan Berat Volume Agregat

3.2.1    Tujuan
Menghitung berat volume agregat halus dan kasar.

3.2.2    Alat dan Bahan
1.      Timbangan dengan ketelitian 0,1%
2.      Talam kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
3.      Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm yang ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat
4.      Mistar perata
5.      Sekop
6.      Wadah baja yang cukup berbentuk silinder dengan alat pemegang sesuai dengan tabel berikut
7.      Agregat halus dan kasar.:

Tabel 3.1 Spesifikasi Wadah Baja yang Digunakan Dalam Praktikum
Kapasitas
Diameter
Tinggi
Tebal Wadah
Ukuran Butir Maksimum Agregat (mm)
Dasar
Sisi
2,832
152,4±2,5
154,9±2,5
5,08
2,54
12,70
9,345
203,2±2,5
292,1±2,5
5,08
2,54
25,40
14,158
254,0±2,5
279,4±2,5
5,08
3,00
38,10
28,136
355,6±2,5
284,4±2,5
5,08
3,00
101,60

3.2.3    Prosedur Percobaan
1.      Masukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai dengan Tabel di atas. Keringkan dengan oven, suhu pada oven (110±5)oC sampai berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji.
2.      Berat isi lepas
a.       Timbang dan catatlah berat wadah
b.      Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir dari ketinggian 5 cm di atas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh
c.       Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d.      Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)
e.       Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1)
3.      Berat isi agregat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1,5”) dengan cara penusukan
a.       Timbang dan catat berat wadah (W1)
b.      Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 kali secara merata
c.       Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d.      Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)
e.       Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1)
4.      Berat isi pada agregat ukuran butir antara 38,1 mm (1,5”) sampai 101,1 mm (4”) dengan cara penggoyangan
a.       Timbang dan catatlah berat wadah (W2)
b.      Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal
c.       Padatkan setiap lapis dengan cara menggoyang-goyangkan wadah dengan prosedur sebagai berikut :
·         Letakkan wadah di atas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan
·         Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan lapisan sebanyak 25 kali untuk setiap sisi
d.      Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
e.       Timbang dan catatlah berat wadah beserta berat benda uji (W2)
f.        Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1)

3.2.4    Hasil Percobaan
1.      Agregat Halus

Tabel Data Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus
1
Padat
Gembur
A. A. Volume wadah
2,781 Liter
2,781 Liter
B. Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C. Berat wadah + benda uji
 7,52 kg
 7,08 kg
D. Berat benda uji
(C – B)
 4,85 kg
 4,404 kg
Berat Volume
 1,742 kg/Liter
 1,584 kg/Liter

2.      Agregat Kasar

Tabel Data Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar
2
Padat
Gembur
A. A. Volume wadah
2,781 Liter
2,781 Liter
B. Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C. Berat wadah + benda uji
6,76 kg
6,16 kg
D. Berat benda uji
(C – B)
4,084 kg
3,484 kg
Berat Volume
1,469 kg/Liter
1,253 kg/Liter




Berat Volume Rata-rata
Kondisi Padat =


Kondisi Gembur =



3.2.5    Analisis
Berdasarkan data pemeriksaan agregat, diperoleh bahwa agregat padat memiliki berat volume yang lebih besar dibandingkan dengan agregat yang gembur. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan prilaku antara agregat padat dan gembur, pada agregat yang dipadatkan diberikan tumbukan sebanyak 25 kali dengan menggunakan mistar pada setiap 1/3 lapisan agregat, penumbukan ini menyebabkan jarak antara agregat semakin rapat dan celah antar agregat berkurang sehingga lebih banyak partikel agregat yang memenuhi wadah, maka dengan volume wadah yang sama agregat yang dipadatkan akan memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan agregat gembur yang tidak diberikan perlakuan khusus apapun. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum Pemeriksaan Kadar Organik dalam Agregat Halus

3.8.1         Pemeriksaan Zat Organik dalam Agregat Halus 3.8.1    Tujuan Percobaan Kadar organik adalah bahan- bahan yang terdapat didalam pasir dan menimbulkan efek kerugian terhadap suatu mortar atau beton. Pemeriksaan zat organik pada agregat halus dimaksudkan untuk menentukan adanya bahan organik dalam agregat halus yang akan digunakan pada campuran beton. Kandungan bahan organik yang melebihi batas dapat mempengaruhi mutu beton yang direncanakan. 3.8.2    Alat dan Bahan Alat: 1.       Botol gelas tidak berwarna dengan volume sekitar 350 mL yang mempunyai tutup Dari karet gabus atau lainnya yang tidak larut dalam NaOH 2.       Standard warna ( Organik plate ) 3.       Larutan NaOH 3% Bahan: Contoh pasir dengan volume 115 mL (1/3 volume botol) Gambar 1.1 Pasir didalam 1/3 botol untuk menentukan kadar organik 3.8.3    Prosedur Percobaan 1.       115 mL pasir dimasukkan ke dalam botol tembus pandang (kurang lebih 1/3 isi botol) 2.       Laruta

Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar

Analisis Saringan Agregat Halus TujuanPercobaan Menentukan distribusi ukuran partikel dari agregat halus  Alat dan Bahan Alat 1.       Timbangan dan neraca ketelitian 0,2% 2.       Satu set saringan 3.       Oven (110 ± 5)°C 4.       Alat pemisah  (spliter) sample 5.       Talam Gambar 1  Saringan Agregat Halus. Bahan Benda uji (pasir) diperoleh dari alat pemisah. Berat dari contoh disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat halus  yang digunakan pada tabel perangkat saringan.             Gambar 2  Timbangan, Neraca, dan 500g Agregat Halus. Prosedur Pemeriksaan 1.       Keringkan sampel agregat. 2.       Timbang beban agregat. 3.       Persiapkan saringan yang akan digunakan. 4.       Goyangkan saringan disaat agregat dituang ke saringan. 5.       Hitung berat agregat yang tertahan pada masing-masing saringan. 6.       Catat berat yang tertahan. Perhitungan Tabel 1  Tabel Analisis Saringan Agregat Hal

Praktikum Pemeriksaan Kadar Air Agregat

3.1       Pemeriksaan Kadar Air Agregat 3.1.1    Tujuan Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat agregat dalam kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam persen. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi tahan air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan. 3.1.2         Alat dan Bahan 1.       Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh 2.       Oven 3.       Talam logam tahan karat dengan kapasitas besar bagi tempat pengeringan benda uji 4.       Contoh agregat kasar dan agregat halus masing-masing 500 gram 3.1.3    Prosedur 1.       Timbang dan catat berat talam (W 1 ) 2.       Masukkan benda uji kedalam talam, kemudian timbang ulang (W 2 ) 3.       Hitung berat benda uji W 3 =W 2 -W 1 4.       Keringkan contoh benda uji bersama talam dalam oven pada suhu (110 ± 5) o C hingg