Langsung ke konten utama

Beton Fiber


Beton fiber merupakan beton yang ditambahkan serat (fiber) kedalam campurannya. Serat tersebut dapat berupa serat kayu, kelapa, tebu, baja, dan zat-zat tambahan lainnya yang dapat menambah mutu beton. Perkembangan teknologi beton dibidang beton fiber memang sudah lama digalakkan. Hal ini bertujuan untuk meningkat mutu beton yang semakin hari semakin tinggi kebutuhannya. Beton fiber ini sangat berguna untuk memperbaiki atau menaikkan sifat mekanik beton. Sifat mekanik beton yang dimaksud adalah kuat tekan, kuat tarik, dan kuat lentur.
Ada beberapa jenis atau kelompok beton fiber yang sudah dikenal saat ini, antara lain metalic fibers, mineral fibers, polimeric fibers, dan naturally occuring fibers.

Metalic fibers.
Metalic fibers terdiri dari serat baja. Serat baja biasanya digunakan sebagai pengganti aggregat kasar. Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh Hendra, seorang mahasiswa Teknik Sipil UGM pada tahun 2006, beton fiber dengan tambahan serat baja mampu menaikkan  kuat tekan beton.

Mineral fibers.
Mineral fibers terdiri dari serat gelas. Menurut wikipedia.com, serat gelas merupakan serat kaca, asal kata “fiberglass”. Serat kaca berasal dari kaca cair yang ditarik hingga berdiameter 0,005 mm – 0,01 mm. Bahan dasar serat kaca ini yang digunakan pada campuran beton adalah kelereng. Kelereng berfungsi sebagai pengganti aggregat kasar.

Polimeric fibers.
Polimeric fibers adalah serat plimer, yaitu serat yang berasal dari serat sintetis. Serat ini dibuat dengan proses kimia. Serat polimer terdiri dari polypropylene, polyethylene, polyester, nylon, carbon,dan acrylic.

Naturally occuring fibers.
Naturally occuring fibers adalah serat alami yang berasal dari alam. Baik itu dari hewan maupun tumbuhan. Contoh serat alami yang paling sering digunakan dalam campuran beton adalah serat tebu, serat kelapa, dan serat kayu (serbuk kayu). Serat alami terbukti dapat memperbaiki sifat mekanis beton seperti kuat tekan yang lebih tinggi dari beton normal. Selain itu, serat alami seperti serat tebu juga mampu mendukung pembuatan beton busa (beton ringan).

Oleh : Juliana Frisaini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum Pemeriksaan Kadar Organik dalam Agregat Halus

3.8.1         Pemeriksaan Zat Organik dalam Agregat Halus 3.8.1    Tujuan Percobaan Kadar organik adalah bahan- bahan yang terdapat didalam pasir dan menimbulkan efek kerugian terhadap suatu mortar atau beton. Pemeriksaan zat organik pada agregat halus dimaksudkan untuk menentukan adanya bahan organik dalam agregat halus yang akan digunakan pada campuran beton. Kandungan bahan organik yang melebihi batas dapat mempengaruhi mutu beton yang direncanakan. 3.8.2    Alat dan Bahan Alat: 1.       Botol gelas tidak berwarna dengan volume sekitar 350 mL yang mempunyai tutup Dari karet gabus atau lainnya yang tidak larut dalam NaOH 2.       Standard warna ( Organik plate ) 3.       Larutan NaOH 3% Bahan: Contoh pasir dengan volume 115 mL (1/3 volume botol) Gambar 1.1 Pasir didalam 1/3 botol untuk menentukan kadar organik 3.8.3    Prosedur Percobaan 1.       115 mL pasir dimasukkan ke dalam botol tembus pandang (kurang lebih 1/3 isi botol) 2.       Laruta

Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar

Analisis Saringan Agregat Halus TujuanPercobaan Menentukan distribusi ukuran partikel dari agregat halus  Alat dan Bahan Alat 1.       Timbangan dan neraca ketelitian 0,2% 2.       Satu set saringan 3.       Oven (110 ± 5)°C 4.       Alat pemisah  (spliter) sample 5.       Talam Gambar 1  Saringan Agregat Halus. Bahan Benda uji (pasir) diperoleh dari alat pemisah. Berat dari contoh disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat halus  yang digunakan pada tabel perangkat saringan.             Gambar 2  Timbangan, Neraca, dan 500g Agregat Halus. Prosedur Pemeriksaan 1.       Keringkan sampel agregat. 2.       Timbang beban agregat. 3.       Persiapkan saringan yang akan digunakan. 4.       Goyangkan saringan disaat agregat dituang ke saringan. 5.       Hitung berat agregat yang tertahan pada masing-masing saringan. 6.       Catat berat yang tertahan. Perhitungan Tabel 1  Tabel Analisis Saringan Agregat Hal

Praktikum Pemeriksaan Kadar Air Agregat

3.1       Pemeriksaan Kadar Air Agregat 3.1.1    Tujuan Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat agregat dalam kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam persen. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi tahan air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan. 3.1.2         Alat dan Bahan 1.       Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh 2.       Oven 3.       Talam logam tahan karat dengan kapasitas besar bagi tempat pengeringan benda uji 4.       Contoh agregat kasar dan agregat halus masing-masing 500 gram 3.1.3    Prosedur 1.       Timbang dan catat berat talam (W 1 ) 2.       Masukkan benda uji kedalam talam, kemudian timbang ulang (W 2 ) 3.       Hitung berat benda uji W 3 =W 2 -W 1 4.       Keringkan contoh benda uji bersama talam dalam oven pada suhu (110 ± 5) o C hingg