TUNNEL ITB
Gambar 1 Tunnel ITB
Gambar 2 Lokasi Tunnel ITB
yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana bangunan ini bisa tetap kokoh dengan usia yang sudah 2 dasawarsa ini. komponen apa yang berperan penting dalam hal ini untuk menunjang terowongan ini bertahan dari live load lalu lintas aktif diatasnya.
Bersamaan dengan pertanyaan tersebut saya segera melakukan observasi di lapangan terkait kondisi tunnel, diketahui bahwa selain kontruksi pondasi terowongan namun juga material yang digunakan sangat berperan penting dalam menjaga kekuatan terowongan.
Untuk menahan gaya tarik yang cukup besar pada serat-serat balok bagian tepi bawah, maka perlu diberi baja tulangan sehingga disebut dengan “beton bertulang”. Pada balok beton bertulang ini, tulangan ditanam sedemikian rupa, sehingga gaya tarik yang dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang retak dapat ditahan oleh baja tulangan. Lalu bagaimana sebanarnya pembuatan kedua material tersebut, mari kita ulas satu per satu.
BETON
· Beton merupakan campuran udara, semen, air, pasir dan agregat dengan kandungan tertentu.
· Bahan lain bisa ditambahkan ke campuran beton untuk meningkatkan workability, durability, dan proses pengerasan.
· Beton bisa retak akibat tegangan tarik, susut tertahan, dan perubahan temperatur.
· Beton bertulang merupakan beton dengan tulangan baja di dalamnya untuk menambah kekuatan tarik.
Bergantung pada:
1. Jumlah air
2. Jumlah semen
3. Gradasi campuran pasir dan kerikil
4. Pemakaian butiran bulat
5. Pemakaian butiran maksimum
6. Cara pemadatan
7. Kadar udara
1. Ditentukan oleh kekuatan (w/c ratio)
2. Susut beton tersebut yang dibagi menjadi dua yaitu susut plastis dan susut pengeringan.
3. Rangkak
Kelebihan:
· Kekuatan tekan tinggi
· Tahan api dan air
· Sangat kaku
· Pemeliharaan mudah
· Umur bangunan panjang
· Mudah produksi
· Ekonomis
· Elemen mudah didapat
· Pembuatan mudah
Kekurangan:
· Kekuatan tarik termasuk rendah
· Perlu cetakan atau bekisting
· Struktur berat
· Dimensi besar
· Berubah sejalannya waktu
· Karakter beton bervariasi
Kriteria agar Beton BAIK
Saat basah:
· Konsistensi campuran
· Adukan harus kohesif sehingga terbentuk beton homogen.
Sudah mengeras:
· Kekuatan tekan beton.
· Durabilitas beton.
SIFAT MEKANIK BETON
1. Kekuatan tekan
2. Modulus elastis
3. Kekuatan tarik
4. Susut
5. Rangkak
· Selalu dijadikan acuan dalam satu campuran.
· Kekuatan tinggi belom tentu memiliki karakteristik yang baik pada komponen yang lain.
· Kekuatan beton menentukan keseluruhan kualitas beton.
· Kekuatan tekan merupakan elemen kinerja utama dalam perencanaan struktur.
· Dipengaruhi oleh
o w/c ratio
o tipe semen
o admixtures
o agregat
o kelembapan selama curing
o temperatur salama curing
o umur beton
o kecepatan pembebanan
Pemadatan Beton:
1. Pemadatan beton efektif membuat beton kuat.
2. Pemadatan berlebihan menyababkan segregasi.
3. Lebih efektif dengan mesin.
Hubungan kuat beton dengan w/c ratio
· Semakin rendah w/c ratio makin kuat beton
· Tetapi tidak selalu benar karena pada w/c ratio rendah ditentukan dari pemadatan.
· Jenis Semen
a. Normal
b. Panas sedang
c. Cepat mengeras
d. Panas rendah
e. Sulfat
Umur Beton
· Setelah 28 hari kekuatan beton meningkat
· Jika dibawah 10 hari beton tak kuat maka beton akan rusak.
Temperatur saat curing
Temperatur rendah awalnya lebih lemah namun di akhir jauh lebih kuat.
Faktor lain
Menurut Walter dan Bloom (1960)
· Mortar semen
· Lekatan antara mortar dan agregat
· Ukuran agregat
· Modulus awal
· Modulus tangen
· Modulus secan
Modulus elastisitas meningkat maka kekakuan beton bertambah.
Modulus estisitas rendah, beton dapat mengalami ducktile.
Modulus elastisitas berkisar antara 20000-30000 Mpa
Susut
· Perubahan volume yang tidak berhubungan dengan beban.
· Diakibatkan oleh air yang menguap.
Rangkak:
· Deformasi akibat pembebanan.
Kekuatan tarik:
· Hanya 9-15% dari kekuatan tekan
· Diuji dengan tensile test.
· Semen hidrolik, yaitu semen yang mengeras dicampur dengan air.
· Merupakan campuran dari kapur, silika, oksida besi, dan alumunium.
Tahap pembuatan semen:
1. Penyiapan bahan
2. Pengolahan bahan
3. Pembakaran dan penggilingan
4. Penggilingan akhir
5. Pengemasan
Bahan baku semen:
Kapur dan tanah liat.
BAJA
Bagian 1
Rangkaian Proses Pembuatan Baja
Sejarah Singkat
- 6000 tahun lalu masyarakat menemukan biji besi yang ditemukan dalam meteorit.
- 1400 SM tungku besi ditemukan.
- Pabrik kecil crude steel pertama ditemukan di Africa dan India pada 300 SM.
- 1855, Henry Bessemer mematenkan teknik untuk menghilangkan karbon pada metal.
- Baja modern masih menggunakan proses Bessemer.
Besi
Bijih besi pada umumnya adalah besi oksida.
Contohnya:
- Hematit
- Magnetit
- Limonit
Bijih Besi
Hematit adalah besi oksida dengan kadar besinya paling tinggi dan kadar kotorannya rendah.
Pada tahap selanjutnya hematit akan dimasukkan ke dalam blast furnance, yaitu tungku besar untuk melebur bijih besi.
Prinsip REDUKSI untuk mengubah Besi Oksida menjadi Besi.
Proses Pembuatan Baja
Dewasa ini sekitar 80% baja dihasilkan melalui blast furnance dan sisanya melalui direct reduction.
Jalur Reduksi Langsung (Direct Reduction)
- Menggunakan reduktor dari gas alam.
- Proses pada PT Krakatau Steel.
- Bahan Baku:
- Pelet bijih besi
- Gas alam
- Gas alam akan dipanaskan dan direaksikan dengan air bersama katalis Ni, akan berubah menjadi gas H2 dan CO.
- Gas reduktor akan mengikat oksigen dari bijih besi.
- Dengan demikian pelet bijih besi berubah menjadi besi spons.
- Besi spons memiliki kadar karbon yang tinggi dan unsur pengotor.
- Selanjutnya besi spons bersama bahan lain dimasukkan ke E.A.F (Electric Arc Furnance) menjadi baja cair.
- Baja cair dituang dengan proses pengecoran kontinu menjadi billet dan slab.
Jalur Blast Furnance
- Produktivitas sangat tinggi.
- Bijih besi dicampur kokas dan dipanaskan daam klinker bernama sinter.
- Kokas diperoleh dari batubara yang dipanaskan dalam coke.
- Bijih besi, batu kapur, kokas, dan udara panas dipada dalam blast furnance.
Proses
- Hematit dimasukkan ke dalam blast furnance disertai kokas, natu kapur, dan udara panas.
- Udara panas dialirkan dari dasar tungku.
- Kokas terbakar dan membentuk CO.
- Reduksi pun terjadi.
- Didapatkanlah besi, nemun masih mengandung karbon yang tinggi.
- Batu kapur digunakan untuk mengikat kotoran pada besi.
- Bijih besi yang masuk ke dalam blast furnance harus digumpalkan terlebih dahulu agar udara panas mudah melewati bijih besi.
Hal penting.
- Bahan baku:
- Bijih besi
- Kokas
- Batu kapur
- Udara
- Kokas memiliki 2 fungsi:
- Menghasilkan panas
- Reduktor
- Batu kapur untuk mengikat kotoran.
- Hasil blast furnance, besi kasar cair.
- Besi kasar akan dimasukkan kedalam BOF (Basic Oxygen Furnance) atau BOS (Basic Oxygen Steelmaking).
Konversi Besi Ke Baja
BOF / BOS
- Ke dalam BOF dimasukkan:
- Besi kasar cair
- Baja bekas
- Oksigen
- Batu kapur
- Unsur paduan
- Penambahan oksigen untuk mengurangi kadar karbon.
- Batu kapur mengikat kotoran.
- Sesudah komposisi kimia tepat, baja cair dipindahkan ke ladle.
EAF
- EAF hanya memakai cold scrap metal.
- Proses untuk baja mutu tinggi.
Secondary Steel Making
- Ekstra treatment untuk mutu baja yang diinginkan.
- Dengan tambahan beberapa bahan.
- Mengurangi kadar hidrogen dan sulfur.
Casting
- Penuangan baja cair. Dapat dilakukan dengan dua cara:
- Dalam bentuk balok baja
- Menjadi slab atau billet dengan cor kontinu.
Bagian 2
Proses Pembuatan Produk Setengah Jadi
Proses pembuatan produk setengah jadi:
- Hot rolling
- Cold rolling
- Hot forging
- Hot tube fiercing
- Welded pipe
Hot Rolling
- Ingot, billet, dan slab dirol panas menjadi:
- flat product: pelat
- long product: baja profil, besi beton, dan batang kawat.
- Ingot, slab atau billet dipanaskan di tungku pemanas.
- Hot rolling dilakukan bertahap.
Cold Rolling
- Pelat diubah menjadi baja lembaran.
- Dilanjutkan dengan proses pemanasan dan diakhiri dengan temper rolling.
Hot Forging
- Untuk membuat komponen berukuran besar.
Produk Tubular/Hollow
Hot Tube Piercing
- Tahap awal pembuatan pipa seamless dilakukan dengan hot tube piercing.
- Salah satu variannya adalah proses mannesmann.
- Pengecilan diameter pipa berdinding tebal dilakukan dengan hot tube rolling. Tebal dinding juga akan berkurang.
- Untuk membuat pipa lebih kecil lagi, dipakau cold tube drawing.
Welded Pipe
- Welded pipe dapat dibuat dengan 2 cara:
- Longitudinal welded pipe.
- Spiral welded pipe.
- Longitudinal welded pipe:
- Bahan baku: Pelat baja hasil hot rolling
- Dengan roll forming bertahap
- Pipa dengan diameter lebih besar dari 26" dapat dibuat dengan proses U-O, dilanjutkan dengan pengelasan.
- Spiral welded pipe
- Bahan baku hot rolling dapat dibentuk melalui alur spiral.
- Ukuran bergantung pada cetakan dan sudut pemasukan pelat.
- Pengelasan dilakukan dengan SAW atau las busur terendam.
Fabricated Products
- Plate grider
- Cellular beams
Bagian 3
Klasifikasi dan Standard
Jenis baja
Baja Karbon
- Low carbon steel
- Medium carbon steel
- High carbon steel
Baja Paduan
- Low alloy steel
- High alloy steel
- AISI: american iron and steel institute
- SAE: society of automotive engineers
- ASME: american society of mechanical engineers
- ASTM
- DIN: deutsche industrie normen
- JIS: japanese industrial standard
Komentar
Posting Komentar