Langsung ke konten utama

Kontruksi Baja



Di era modern ini, konstruksi baja semakin sering digunakan. Di antaranya untuk kuda-kuda, ikatan angina, jembatan rangka, tiang transmisi (seperti jaringan listrik berdaya tinggi), dan menara air. Sejak tahun 1990, baja WF digunakan dalam konstruksi bangunan karena baja WF memiliki material yang bersifat struktural. Baja sendiri, memiliki daya tinggi dan sangat kuat menahan beban tarik aksial maupun tekan aksial. Baja WF juga terkenal dengan kelenturannya yang serupa dengan pembangunan strukturnya. Baja juga tergolong komponen yang sangat ringan sehingga sangat cocok diaplikasikan pada berbagai konstruksi bangunan.
Jenis Baja yang Sering di Gunakan
Berbagai jenis konstruksi baja yang sering digunakan pada konstruksi bangunan sebagai berikut:
  1. Tipe Rangka (Frame Structure)
Frane Structure atau Tipe Rangka merupakan jenis konstruksi baja yang cukup populer. Jenis konstruksi baja ini terbangun atas beberapa batang baja yang saling memperkuat satu sama lain. Artinya, frame structure merupakan konstruksi baja yang terdiri dari beberapa batang baja yang terdiri antara batang tarik, batang belok batang lentur dengan beban aksial. Konstruksi baja tipe rangka ini sangat cocok diaplikasikan pada struktur atap, jembatan, pergudangan, pabrik, BTS Operator Seluler, Tower Transmisi Listrik, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, konstruksi baja tipe rangka ini digunakan pada bangunan yang terkenal di dunia yaitu Menara Eiffel di Paris, Perancis.
  1. Tipe Cangkang (Shell-Type Structure)
Kemampuan konstruksi baja tipe cangkang ini lebih diutamakan untuk menahan tarikan. Selain itu, pada bagian kubahnya (lengkungan atau cangkang) berfungsi untuk menahan beban. Pada umumnya konstruksi baja tipe cangkang ii selalu dikombinasikan dengan tipe rangka agar mendapatkan data tahan yang tinggi. Beberapa konstruksi bangunan yang menggunakan konstruksi baja tipe cangkang ini adalah tangki air atau bejana. Sementara itu, bangunan yang menggunakan konstruksi baja tipe cangkang lebih mengarah pada bangunan yang memiliki kubah di bagian atasnya seperti masjid, gelora ataupun stadion. Salah satu bangunan yang menggunakan Shell-Type Structure ini adalah Sapporo Dome.
  1. Tipe Suspensi (Suspension Type Structure)
Yang menjadi daya tarik konstruksi baja tipe suspensi ini adalah adanya keberadaan kabel tarik. Beberapa ahli beranggapan bahwa elemen tarik pada suspension type structure ini terbukti paling efisien untuk menahan beban. Konstruksi baja dengan tipe suspensi ini pun semakin banyak digunakan pada bangunan yang memiliki beban tinggi yang membutuhkan tingkat elastisitas tinggi. Beberapa bangunan yang menggunakan suspension type structure ini adalah kabel baja pada jembatan.
Tipe-Tipe Baja
Pada umumnya baja yang digunakan dalam konstruksi baja bangunan adalah berbahan batangan dan pelat. Sedangkan penampang yang terdapat pada bahan baja disebut juga dengan profil. Saat ini, tersedia berbagai macam profil yang digunakan pada bahan baja sebagai berikut:
  1. Baja Tunggal
Tipe-tipe baja yang memiliki profil baja tunggal terdiri dari baja siku-siku sama kaki, tidak sama kaki (baja T dan baja L), baja I, dan baja canal.
  1. Baja Gabungan
Baja gabungan terdiri dari double baja L sama kaki, double baja L tidak sama kaki, dan doublebaja I.
  1. Baja Susun
Sementara itu, baja susun merupakan baja yang terdiri dari double baja I atau lebih. Artinya, baja yang tersusun lebih dari 2 baja I.
Sifat-Sifat Baja
Sifat utama dari baja yaitu kuat terhadap berbagai macam keadaan yang tergantung berdasarkan cara peleburan baja, jenis, tipe dan banyaknya logam campuran, serta proses pembuatan.
Kelebihan Konstruksi Baja
Bila dibandingkan dengan konstruksi bangunan lainnya seperti beton ataupun kayu, menggunakan konstruksi baja memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut:
  1. Lebih ringan
  2. Mudah dibongkar atau dipindahkan
  3. Konstruksi dapat digunakan pada kesempatan kedua atau dapat digunakan berkali-kali
  4. Cenderung mudah dipasang
  5. Mudah dipesan dengan ukuran, bentuk serta mutu tertentu.
Kekurangan Konstruksi Baja
Meskipun memiliki kelebihan, konstruksi baja juga memiliki beberapa kekurangan dalam penggunaannya seperti:
  1. Bila konstruksi baja terbakar, maka kekuatannya akan berkurang.
  2. Mudah berkarat sehingga membutuhkan perawatan ekstra.
  3. Dikenakan biaya yang cukup besar untuk pengiriman.
  4. Memerlukan tenaga ahli untuk membongkar maupun memasang konstruksi baja.
Jenis-Jenis Alat Penyambung Baja
Berbeda dengan konstruksi kayu dan beton, baja memiliki alat penyambung khusus agar konstruksi berdiri kokoh. Beberapa alat penyambung konstruksi baja dapat berupa:
  1. Baut
Pemakaian baut diperuntukkan dalam kondisi seperti konstruksi yang dapat dibongkar pasang, jika jumlah pelat yang akan disambung lebih besar dari 5d (diameter bout), dan lain sebagainya.
  1. Paku Keling
Penggunaan paku keling diperuntukkan bagi konstruksi bangunan yang tetap serta jumlah tebal pelat tidak lebih dari 6d paku keling.
  1. Las
Untuk menyambung las juga dapat digunakan teknik las. Hal ini diperuntukkan bagi konstruksi bangunan permanen.

Sumber : http://strong-indonesia.com/artikel/konstruksi-baja-modern/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum Pemeriksaan Kadar Organik dalam Agregat Halus

3.8.1         Pemeriksaan Zat Organik dalam Agregat Halus 3.8.1    Tujuan Percobaan Kadar organik adalah bahan- bahan yang terdapat didalam pasir dan menimbulkan efek kerugian terhadap suatu mortar atau beton. Pemeriksaan zat organik pada agregat halus dimaksudkan untuk menentukan adanya bahan organik dalam agregat halus yang akan digunakan pada campuran beton. Kandungan bahan organik yang melebihi batas dapat mempengaruhi mutu beton yang direncanakan. 3.8.2    Alat dan Bahan Alat: 1.       Botol gelas tidak berwarna dengan volume sekitar 350 mL yang mempunyai tutup Dari karet gabus atau lainnya yang tidak larut dalam NaOH 2.       Standard warna ( Organik plate ) 3.       Larutan NaOH 3% Bahan: Contoh pasir dengan volume 115 mL (1/3 volume botol) Gambar 1.1 Pasir didalam 1/3 botol untuk menentukan kadar organik 3.8.3    Prosedur Percobaan 1.       115 mL pasir dimasukkan ke dalam botol tembus pandang (kurang lebih 1/3 isi botol) 2.       Laruta

Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar

Analisis Saringan Agregat Halus TujuanPercobaan Menentukan distribusi ukuran partikel dari agregat halus  Alat dan Bahan Alat 1.       Timbangan dan neraca ketelitian 0,2% 2.       Satu set saringan 3.       Oven (110 ± 5)°C 4.       Alat pemisah  (spliter) sample 5.       Talam Gambar 1  Saringan Agregat Halus. Bahan Benda uji (pasir) diperoleh dari alat pemisah. Berat dari contoh disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat halus  yang digunakan pada tabel perangkat saringan.             Gambar 2  Timbangan, Neraca, dan 500g Agregat Halus. Prosedur Pemeriksaan 1.       Keringkan sampel agregat. 2.       Timbang beban agregat. 3.       Persiapkan saringan yang akan digunakan. 4.       Goyangkan saringan disaat agregat dituang ke saringan. 5.       Hitung berat agregat yang tertahan pada masing-masing saringan. 6.       Catat berat yang tertahan. Perhitungan Tabel 1  Tabel Analisis Saringan Agregat Hal

Praktikum Pemeriksaan Kadar Air Agregat

3.1       Pemeriksaan Kadar Air Agregat 3.1.1    Tujuan Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat agregat dalam kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam persen. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi tahan air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan. 3.1.2         Alat dan Bahan 1.       Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh 2.       Oven 3.       Talam logam tahan karat dengan kapasitas besar bagi tempat pengeringan benda uji 4.       Contoh agregat kasar dan agregat halus masing-masing 500 gram 3.1.3    Prosedur 1.       Timbang dan catat berat talam (W 1 ) 2.       Masukkan benda uji kedalam talam, kemudian timbang ulang (W 2 ) 3.       Hitung berat benda uji W 3 =W 2 -W 1 4.       Keringkan contoh benda uji bersama talam dalam oven pada suhu (110 ± 5) o C hingg